Asa V. R.’s Weblog

words mean a lot…

Executive Information System di Australia October 22, 2008

Filed under: Executive Information System — asavr @ 12:25 am

Senior executives belum mendapatkan keuntungan yang besar dari penggunaan teknologi. Pengalaman mereka dalam menggunakan teknologi kadang terbatas pada:

  • pengelolaan pengeluaran dalam sistem DP
  • Mempelajari mengapa sistem perusahaan lainnya gagal atau buntuh penggantian
  • Dikecewakan oleh kualitas informasi yang diterima dari MIS
  • Frustasi saat mencoba mengoperasikan sistem informasi baru yang kompleks

Teknologi infornasi sebaiknya dapat membantu mengirimkan informasi tepat waktu, akurat, berguna, dan dapat langsung ditindak. Informasi yang dikirmkan seharusnya memberikan pemahaman baik internal organisasi maupun eksternal. Berdasarkan latar belakang tersebut, definisi EIS yang diambil adalah Sistem informasi berbasis komputer dengan akses informasi yang mudah dari beragam sumber data internal dan eksternal untuk senior executives, untuk mendukung kebutuhan analisis, komunikasi, dan perencanaan mereka. Penetrasi EIS dalam organisasi Australia yang besar meningkat, sedangkan progresnya lebih lambat dari yang diharapkan dan umur rata-rata operasional EIS kurang dari 3 tahun. Basis hardware yang dipilih saat ini adalah jaringan PC dengan mainframe sedangkan basis softwarenya adalah campuran (Pilot adalah yang paling popular). Penggunaan eksekutif rata-rata satu jam per hari yang setara dengan studi sebelumnya di Australia dan AS, dan hampir setengahnya untuk mengakses informasi status. Waktu pengembangan lebih lama dari yang telah diantisipasi, dan lebih lama daripada yang telah dilaporkan di AS. Mungkin inilah yang merefleksikan kekurangan pengalaman EIS di Australia.

Dari studi ini, tiga hal yang masih harus ditindaklanjuti adalah:

  • Studi yang berhubungan dengan organisasi Australia yang lebih besar dan survei follow up dari organisasi berukuran kecil sampai sedang direncanakan
  • Sebagian informasi datang dari mereka yang mengelola EIS, dan investigasi yang lebih ekstensif dibutuhkan oleh cara pandang eksekutif

Studi kasus dibutuhkan untuk benar-benar mengerti dan menjelaskan alasan di balik banyak isu dan masalah

 

Sejarah dan Cara Baca Barcode October 15, 2008

Filed under: Barcode — asavr @ 2:34 am

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC). Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry. Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.
Cara Membaca Barcode
1. Barcode terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode
2. Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis = “1”, yang sedang = “2”, yang lebih tebal = “3”, dan yang paling tebal = “4”
3. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112
Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri dari:
1. Kode negara atau kode sistem: 2 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar
2. Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN
3. Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik
4. Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar

 

Peran System Analyst October 6, 2008

Filed under: System Analyst — asavr @ 2:09 pm

Secara umum, peran system analyst adalah memimpin dan mengkoordinasikan sistem dengan cara mendefinisikan fungsi sistem dan batasan-batasannya. Misalnya mengidentifikasikan orang yang menggunakan sistem dan menganalisis apa saja yang mereka butuhkan ketika berinteraksi dengan sistem. Karena itulah, seorang system analyst yang ideal harus pandai mengidentifikasi dan memahami masalah dan kesempatan, merupakan fasilitator yang baik, memiliki kemampuan komunikasi di atas rata-rata, dan memiliki pengetahuan di bidang bisnis dan teknologi

Dalam perusahaan, system analyst memiliki beberapa tipe pembagian peran, yaitu:

— Menugaskan satu atau lebih anggota staf untuk berperan sebagai System Analyst (Cocok untuk tim yang besar dan masalah yang kompleks

— Menugaskan satu anggota staf sebagai Analisator Sistem dan Test Manager atau Deployment Manager (Cocok untuk tim yang kecil dan masalah yang sederhana)

Salah satu contohnya adalah LodeStar Systems, di Johannesburg, Afrika Selatan. Nama system analyst di sana adalah. Brian Gould. Kemampuannya adalah dalam hal analisis bisnis, analisis sistem dan desain sistem client/server, e-commerce dan sistem bisnis internet. Ia menangani batasan masalah, konsep sistem, analisis kelayakan dan risiko, teknik sistem, software, dan persyaratan, dengan spresifikasi tertentu termasuk model proses bisnis, model data, model database logis, arsitektur sistem, persyaratan integrasi, administrasi sistem, dan rencana uji coba

Selain sebagai sistem analyst, ia memiliki Keahlian lain, yaitu sebagai perancang sistem informasi dan pengembang aplikasi.